Seratus Tahun Pondok Ploso, Bukan Hanya Memberi Manfaat Tapi Perjuangan Menjaga Sistem

seratus-tahun-pondok-ploso-bukan-hanya-memberi-manfaat-tapi-perjuangan-menjaga-sistem

JAS HIJAU – Pondok Tebuireng yang didirikan oleh salah satu Pendiri NU, K.H. Hasyim Asy’ari, memiliki sistem sistematis, simpel, relatif cepat dan tetap mempertahankan kualitas ilmu agama.

Ada seorang peneliti yang hendak mengangkat kurikulum di masa Hadratussyekh Hasyim Asy’ari di masa kepengasuhan Gus Sholah, maka beliau memberi saran kepada peneliti tersebut: “Silakan ke Pondok Ploso, karena yang melestarikan sistem Pondok Tebuireng adalah Pondok Ploso.”

Di Indonesia ada ratusan pondok yang telah melewati satu abad, bahkan ada yang menjelang tiga abad. 2022 lalu PBNU telah memberi anugerah atas capaian beberapa pesantren yang masih bertahan hingga beberapa generasi, yang terakhir saat itu disebut adalah Pondok Ploso.

Pondok Ploso tidak hanya eksis dalam pendidikan dalam menyebarkan ilmu dan menjadikan para alumninya sebagai ahli ilmu dan ibadah. Jika sekadar menjaga asas manfaat maka sudah dijanjikan dalam al-Qur’an dapat bertahan di muka bumi:

وَاَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِى الْاَرْضِۗ

Tetapi apa yang bermanfaat bagi manusia mak akan menetap di bumi.” (Ar-Ra’d: 17)

Akan tetapi Pondok Ploso telah berhasil mempertahankan selama seabad ini menggunakan sistem yang dahulu dirintis oleh Kiai Hasyim Asy’ari. Para pengasuh pun tetap berkomitmen untuk terus mempertahankan kurikulum tersebut.

Apa yang dimaksud judul di atas “Sistematis dan Relatif Cepat?” Sesuai proses yang saya jalani, Madrasah Ibtidaiyah dijalani 3 tahun, menjadi matang untuk persiapan ke jenjang di atasnya dan sudah matang ilmu tajwid-nya. Andai santri Ploso harus boyong di jenjang ini, dia sudah bisa menjadi imam salat di masjid, memimpin kegiatan keagamaan di kampung.

Begitu masuk jenjang kelas 1 Tsanawiyah akan difokuskan pada ilmu Sharaf dan I’lal. Kelas 2 Tsanawiyah memasuki penguasaan kitab Akidah Tuhfatul Murid Syarah Jauharah At-Tauhid. Sementara Imrithi dan Nazam Maqshud lebih pada pengulangan dari pelajaran tahun sebelumnya.

Baca juga: Biografi K.H. Djazuli Utsman, Pendiri Pondok Pesantren Al-Falah Ploso (Kediri)


Kelas tiga Tsanawiyah ini proses paling berat, yakni mengkhatamkan Alfiyah hanya dalam 1 tahun dengan materi ringkasan kitab Al-Asymuni sebagai Syarah Alfiyah. Sehari harus berhadapan dengan 8 bait Alfiyah untuk bisa khatam setahun. Di jenjang kelas 4 Tsanawiyah baru berjumpa Balaghah, Mantiq, Qawaid Fiqh, Falak-Hisab, Faraidh, dan sebagainya. Lulusan Madrasah Tsanawiyah selama 4 tahun setara dengan Madrasah Aliyah di pondok lain.

Jenjang terakhir disebut Musyawirin yang hanya fokus pada fikih, mulai Fath al-Qarib, berlanjut ke Fath al-Mu’in dan terakhir adalah Fath al-Wahhab. Alhamdulillah saat ini telah resmi diakui sebagai Ma’had Aly dengan materi khusus fikih dan ushul fiqh. [DR]


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *